Kisah Pilihan

Profile Tokoh

Menampilkan profile tokoh-tokoh nasional, tokoh-tokoh dunia, tokoh-tokoh islam, tokoh-tokoh ilmuwan dan tokoh-tokoh lainnya.

Berita Entropolitan

Menampilkan kliping berita-berita nasional, berita-berita internasional, berita-berita ekonomi, berita-berita olah raga dan berita-berita lainnya.

Artikel Entropolitan

Menampilkan artikel-artikel ekonomi, artikel-artikel sejarah, artikel-artikel budaya, artikel-artikel iptek dan artikel-artikel lainnya.

Kisah Entropolitan

Menampilkan kisah-kisah dalam bentuk cerpen, kisah islami, novel, legenda, sinema dan lainnya.

Esai Entropolitan

Menampilkan esai-esai pilihan Entropolitan, baik yang ditulis sendiri oleh Entropolitan maupun oleh Penulis lain dari berbagai sumber.

E-Book Entropolitan

Menampilkan e-book ekonomi, e-book sosial politik, e-book ilmu dan teknologi, e-book sdm, dan e-book lainnya.

Agenda Entropolitan

Menampilkan Agenda Entropolitan berupa Jadwal Kegiatan, Lintasan Peristiwa, Hari Libur Nasional dan lainnya...

Arsipfile Entropolitan

Menampilkan arsipfile animasi, arsipfile photo, arsipfile music, arsipfile video, arsipfile Ms Office dan arsipfile lainnya.

Kisah Terbaru

Kamis, 04 Juli 2013

Malin Kundang

Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.

Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.

Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.

Bima Bungkus

Anak Pandu dan Kunti yang lahir dalam bungkus dibuang ke hutan Krendawahana, karena tidak ada senjata yang mampu membuka bungkus itu.

Destarata ayah para Kurawa menyuruh para Kurawa untuk memusnahkan dengan cara berpura-pura membantu membuka bungkus itu, namun tidak berhasil. Sedangkan di pertapaan Rhatawu Bagawan Abiyasa mendapat pertanyaan dari cucunya, Raden Premadi, yang menanyakan keadaan kakaknya yang terlahir dalam bungkus, yang telah beberapa tahun belum juga dapat dibuka. Abiyasa mengatakan kepada Arjuna bahwa saudaranya sedang menjalani kamarnya, ia akan lahir menjadi satria utama, dan akan mendapat wahyu jati. 

Keadaan tidak bisa dipecahkannya bungkus yang menyelimuti anak Pandu dan Kunthi tersebut telah menyebabkan adanya kegoncangan di dunia yang terasa pengaruhnya sampai di kahyangan. Untuk menghentikan kegoncangan itu Batara Guru menyuruh Gajahsena, anaknya yang berupa gajah, memecah bungkus yang akan melahirkan Manusia Sejati.